Senin, 24 Maret 2014

PARIWISATA BANTEN SIAPKAH UNTUK MAJU?

Oleh: Wishnu HS
Pariwisata Banten? Katanya pariwisata Banten tidak kalah dibandingkan dengan daerah lain yang sudah tersohor dan menjadi DTW atau Daerah Tujuan Wisata unggulan Indonesia. Ada juga yang berpendapat bahwa pariwisata Banten lebih cantik dibandingkan dengan daerah lain.
Tetapi, pada kenyataannya travel agent lebih berminat menjual Bali, NTB, Jawa Barat, Batam, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan tentunya DKI Jakarta untuk domestic tour packages. Lihat saja iklan-iklan paket perjalanan dari travel agent di surat kabar, jarang tertera paket ke Banten.
Saya tidak perlu membahas apa saja kelebihan atau keunggulan dari keindahan atau pesona pariwisata Banten. Semua orang sudah mengetahuinya.
Apabila pariwisata Banten lebih baik, maka pertanyaannya adalah mengapa banyak orang mengalihkan perhatiannya ke daerah wisata lain? Mengapa travel agent lebih menjual daerah lain dibandingkan Banten? Jadi, apa yang salah di Banten?
Jumlah Wisatawan Menginap Minim
Dilihat dari data statistic bersumber dari info BPS, Banten hanya kedatangan 436 tamu asing  yang menginap di hotel berbintang per hari pada tahun 2010. Bandingkan dengan Bali yang kedatangan 15.501 tamu asing per hari, atau Kep. Riau (1.629), Jawa Barat (1.160), NTB (1.187), atau Jakarta yang menempati terbanyak kedua dengan 6.644 tamu asing per hari.
Sementara itu, untuk lama menginap, tamu domestik ke Banten hanya tinggal rata-rata selama 1,45, masih jauh dibawah Bali (3,25), Papua (2,95), Maluku (2,9), Papua Barat (2,37), atau NTB (2,33).
Dari kedua data statistic di atas tadi menunjukkan bahwa dorongan untuk datang berkunjung ke Banten masih relative rendah. Bali dan NTB, ataupun provinsi di Pulau Jawa yang merupakan indicator pembanding, masih jauh di atas Banten dalam pencapaiannya.
VISIT BANTEN 2013
Menjelang pencanangan Tahun Kunjungan Banten tahun 2013, berarti masih ada waktu satu tahun lagi untuk melihat kesiapan yang ada agar pada saatnya seluruh komponen masyarakat Banten siap menyambut dan menerima para wisatawan yang datang.
Berkaca pada keberhasilan provinsi lain yang menjadikan pariwisata sebagai salah satu PAD yang utama dan menjadikan daerah tersebut menjadi daerah tujuan wisata utama Indonesia, maka saatnya masyarakat wisata Banten tidak lagi menggunakan ungkapan yang seolah-olah Banten merupakan daerah yang “sebetulnya lebih baik” dibandingkan daerah lain, karena pada kenyataannya tingkat keberhasilannya masih jauh dari pencapaian daerah lain. Apabila memang “lebih baik”, marilah kita persiapkan secara matang.
Dalam membuat suatu daerah menjadi siap, maka dibutuhkan beberapa factor pendukung, yaitu kesiapan infrastruktur (kesiapan dan kemudahan jalan atau akses menuju daerah wisata), transportasi darat, laut dan udara, lalu keamanan, kenyamanan, jaminan kesehatan dan higinitas. Tak lupa juga adalah kesiapan sumber daya alam, kebudayaan yang terjaga, pengembangan segala jenis wisata, seperti wisata alam, wisata pantai, wisata sejarah, wisata budaya, wisata kampung, wisata religi dll. Last but not least, kesiapan sumber daya manusia untuk bisa menerima setiap jenis wisatawan, baik mancanegara maupun domestic, yang berlibur maupun yang berbisnis, sehingga sangat perlu sosialisasi dan penyuluhan agar masyarakat tidak “gawis” alias gagap wisata.
Pengembangan pusat wisata harus disebar dan tidak dikonsentrasikan saja pada satu titik. Ini mengingatkan pada saat pengembangan Pantai Carita di tahun 70an, begitu terkenalnya Carita sehingga menjadi daerah tujuan wisata andalan Jawa Barat (saat itu) di pesisir barat. Namun ketika pengembangan diperluas ke arah utara Carita, yaitu Anyer di akhir tahun 80an, Carita malah menjadi menurun dan pelahan mati suri. Hingga sekarang Anyer merupakan andalan utama wisata pantai Banten, padahal masih banyak wisata pantai lainnya yang sangat potensial yang bisa berkembang, seperti pantai Binuangeun, Bagedur, Sawarna.
Wakil Gubernur H. Masduki pun sempat mengakui bahwa kendala utama pariwisata Banten adalah pada masalah infrastruktur jalanan. Gubernur Hj. Ratu Atut Chosiyah pun menyatakan siap melakukan percepatan pembangunan dan perbaikan akses jalanan menuju daerah wisata Banten Selatan, dan ini merupakan indikasi keseriusan pemerintah Provinsi Banten untuk mengembangkan pariwisata secara tepat. Tak lupa juga unsur kualitas yang harus diperhatikan, sehingga jalanan yang sudah dibenahi dapat bertahan lama. Jalan akses menuju tempat wisata merupakan prioritas karena menyangkut kenyamanan terpenting bagi pengunjung agar mudah dan nyaman berkendara.
Potensi yang ada di Banten jelas sangatlah banyak, dalam setiap kesempatan, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya, Provinsi Banten, Egi Januiswaty, selalu menyampaikan kekayaan dan keragaman jenis pariwisata yang ada di Banten. Dengan jumlah yang banyak dengan pemetaan yang cukup lengkap, alangkah sayangnya bila hanya menjadi referensi di buku wisata namun penuh tambal sulam dalam pengembangan dan minim dalam promosi dan pemasarannya.

Seperti yang telah diterbitkan di www.bppdbanten.com: 
http://www.bppdbanten.com/pariwisata-banten-siapkah-untuk-maju/#more-60

1 komentar:

  1. salam kenal.
    artikelnya sungguh bermanfaat.
    tolong share dong web atau situs yang membahas tentang BPS tamu hotel di serang.
    terima kasih

    BalasHapus