Selasa, 25 Maret 2014

PARIWISATA BALI MESTI PERTAHANKAN BUDAYA

Rabu, 19 Februari 2014 - 11:11 wib | Rohmat - Okezone


Wisatawan asing di Bali (Foto: Arif Julianto/Okezone)Wisatawan asing di Bali (Foto: Arif Julianto/Okezone)
DENPASAR - Pengembangan pariwisata  Bali ke depan harus tetap mempertahankan budaya dalam menghadapi era globalisasi. Bahkan Bali tidak berlebihan dikatakan sebagai jantung pariwisata Indonesia yang akan menyelamartkan dan menjadi kekuatan menghadapi serbuan globalisasi.

Mantan Menpora di era orde baru Hayono Isman mengatakan, masyarakat Bali tentunya sepakat agar budaya tetap dipertahankan sebagai identitas dan benteng dalam memfilter budaya asing.

“Budaya  Bali  jadi benteng kekuatan Indonesia hadapi era globalisasi,“ tutur Hayono Isman di Denpasar, Rabu (19/2/2014).

Karenanya, dia sependapat untuk memastikan bahwa  pariwista budaya harus menjadi nafas pengembangan pariwisata di Pulau Dewata. “Bali adalah pariwisata budaya bukan bukan pariwisata yang lain,“ tegasnya lagi.

Jadi, yang hendak dikembangkan Bali bukanlah pariwisaata Mall seperti Singapura. Pariwisata yang selalu menjaga faktor lingkungan. Lingkungan tidak bisa dilepaskan pula dari budaya masyarakat Bali. Jika lingkungan tidak terjaga dengan baik maka daya tarik dan kekuatan pariwisata di Bali akan hilang.

“Jangan sampai lingkungan yang menjadi kekuatan  pariwisata Bali digantikan pariwisata beton,“ tukas Hayono yang maju sebagai capres konvensi Partai Demokrat itu.

Hal penting dilakukan dalam menjaga lingkungan Bali dari kerusakan oleh pembangunan  adalah faktor penegakan hukum. Jika ada pelanggaran pembangunan hotel harus diambil tindakan tegas. Pemerintah daerah harus konsisten mengawal aturan dan mencegah pembangunan yang merusak lingkungan.

Jangan sampai lahan subur produktif dikurbankan untuk pembangunan akomodasi pariwisata seperti hotel atau vila. Apalagi, Indonesia menghadapi krisis lahan pertanian yang terus berkurang. Pengembangan pariwisata bukan mengandalkan fisik namun pariwisata yang berbasis agrowisata atau wisata alam.

Dalam pandangan akademisi Universitas Udayana Prof Dr I Gde Parimartha, Bali tidak hanya milik masyarakat setempat tetapi  juga kebanggan nasional. Bali memilki daya tarik pariwisata dengan  kearifan lokal yang senantiasa melekat pada budaya dan sikap keberagaman.

“Budaya Bali perlu diperhatikan seperti daerah lainnya sebagai puncak kebudayaan nasional. Berbagai kearifan lokal sangat luar biasa dan bisa menjadi contoh daerah lainnya“ imbuhnya. (ftr/okezone)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar