Rabu, 23 Oktober 2013

SITUS GUNUNG PADANG: FAKTA MENCENGANGKAN


Batu situs Megalitikum Gunung Padang yang dikelilingi keindahan alam pegunungan di kawasan Cianjur, Jawa Barat, Jumat (15/3/2013). Gunung padang merupakan situs pra-sejarah peninggalan Megalitikum yang berupa punden berundak yang terdiri dari susunan batuan andesit yang umurnya diperkirakan jauh lebih tua daripada piramida mesir sekitar 10.000 tahun sebelum masehi. | KOMPAS IMAGES/ANDREAN KRISTIANTO

KOMPAS.com — Tim Riset Mandiri Gunung Padang membuat temuan mencengangkan berdasarkan analisis geologi. Tim mengatakan, Gunung Padang menyimpan ruangan bagian bangunan yang berasal dari masa lebih dari 10.000 Sebelum Masehi. Ruangan itu berada di zona yang disebut lapisan budaya tiga dan empat dalam penelitian.

Sebelumnya, telah diduga bahwa Gunung Padang menyimpan bangunan tua. Bangunan tersebut berupa punden berundak, lebih besar dan lebih tua dari piramida Giza di Mesir. Riset ini, menurut tim, membuktikan bahwa bangunan yang dimaksud itu benar-benar ada.

Danny Hilman Natawidjaja, geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang termasuk dalam tim riset, mengungkapkan, temuan tersebut dibuat berdasarkan analisis georadar, geolistrik, pengeboran, serta tomografi yang dilakukan hingga Juli 2013.

Pada dasarnya metode tomografi adalah pemindaian dengan menggunakan bantuan gelombang suara. Lewat cara ini, tim bisa mengetahui karakteristik lapisan batuan serta struktur buatan yang mungkin ada di dalam tanah.

"Prinsipnya, tomografi menganalisis berdasarkan kecepatan rambat suara. Kalau di zona yang padat, suara akan bergerak cepat. Sementara kalau di daerah yang kosong atau tidak padat, suara bergerak lebih lambat," kata Danny.

Berdasarkan analisis tomografi, tim menemukan adanya zona dengan kecepatan rambat suara yang sangat lambat. Keberadaan zona tersebut, menurut Danny dan tim, menunjukkan adanya rongga di bawah situs Gunung Padang.

"Jadi memang dari tomografi terlihat ada rongga dan dinding-dindingnya," kata Danny saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/10/2013). Rongga itulah yang kemudian dikatakan sebagai ruangan dari bangunan buatan manusia.

Hasil pengeboran, analisis geolistrik, dan georadar memperkuat hasil analisis tomografi. Pada pengeboran hingga kedalaman 10 meter, tim menjumpai water loss, di mana ketika dibor, air langsung mengalir dan meresap di dalam tanah.

"Biasanya, kalau dibor, air akan keluar kembali, tetapi ini tidak. Air langsung menghilang. Nah, ini menunjukkan kalau memang air mengalir ke suatu tempat, menunjukkan adanya ruangan di bawahnya," papar Danny.

Danny yang juga banyak meneliti tentang kegempaan di Sumatera dan Jawa Barat menjelaskan, volume air yang hilang mencapai 32.000 liter. Ia memperkirakan, air mengalir ke ruangan yang volumenya mencapai 32 meter kubik.

Selama penelitian geologis, Danny dan tim juga menemukan lapisan tanah di antara lapisan batuan dan dikatakan bukan merupakan hasil pelapukan. Tanah sengaja dikumpulkan sebagai lapisan bangunan.

"Kalau hasil pelapukan, tanahnya biasanya ada gradasi. Ada yang sudah lapuk sempurna sampai yang belum lapuk. Kalau ini tidak. Seragam. Jadi lapisan tanah itu bukan hasil pelapukan," urai Danny.

Dari pengeboran di beberapa titik, tim mengambil sampel karbon. Analisis karbon mengungkap bangunan yang dideteksi dengan analisis geologi itu diperkirakan berasal dari masa 9.000 SM atau bahkan lebih tua.

Menanggapi temuan tersebut, Awang Harun Satyana, geolog senior dari ESDM, mengungkapkan bahwa metode dan hasil penelitian mungkin sudah tepat. "Tapi, hasil itu multitafsir. Satu data, geolog bisa menafsirkan berbeda-beda," katanya.

Awang menuturkan, adanya zona dengan kecepatan suara rendah serta water loss yang besar tidak selalu menunjukkan adanya ruangan buatan manusia, bisa saja hanya petunjuk akan fenomena alam tertentu.

Wilayah Gunung Padang adalah zona vulkanik. Batuan terbentuk dari lava. Dalam prosesnya, sangat lazim pembekuan batuan tidak seragam. Hasil tomografi bisa merujuk pada lava yang belum benar-benar membeku.

Di sisi lain, bisa jadi zona dengan kecepatan suara rendah memang sebuah ruangan. Namun, belum tentu ruangan itu buatan manusia. "Jadi bisa saja itu hanya sebuah gua. Itu kan alami," jelas Awang.

Sementara water loss tidak selalu terjadi karena adanya rongga di bawah permukaan. Water loss besar bisa terjadi bila batuan bersifat porous (memiliki pori-pori besar dan banyak) sehingga air mudah "hilang".

Ali Akbar, arkeolog dari Universitas Indonesia yang menjadi pemimpin tim riset, mengatakan bahwa pihaknya akan terus meneliti lagi. Penanggalan karbon juga menjadi fokus utama riset. Tim akan memastikan bahwa penanggalan tepat karena angka hasil penanggalan di luar dugaan.

(Penulis: Yunanto Wiji Utomo / Editor: Wisnubrata)

SITUS GUNUNG PADANG: DARI ATLANTIS HINGGA PELECEHAN LOGIKA, KARUHUN DAN PENIPUAN (1)

13815401551480111231
Situs Gunung Padang yang terletak di Gunung Padang setiap hari kini didatangi oleh ratusan orang wisatawan. Situs megalitikum ini sungguh impresif. Penulis yang melakukan penelitian menemukan kenyataan yang sungguh mencengangkan. Situs ini ternyata merupakan tempat pemujaan yang direncanakan secara matang dan dibangun dengan presisi tinggi. Laporan tentang ekspedisi Gunung Padang akan ditulis dalam beberapa tulisan.

Pertama, Situs Gunung Padang dibangun di sebuah bukit bertinggi sekitar 150 meter dari lembah sekelilingnya. Gunung Padang - tepatnya sebuah bukit yang juga dulu dikenal sebagai Gunung Panghegar - terletak hampir di tengah-tengah perbukitan. Gunung Padang dikelilingi oleh ngarai dan lembah yang di bawahnya terdapat aliran sungai, lima sungai kecil yang terbentuk akibat erosi dan pergeseran tanah dan mata air.

Fakta menunjukkan bahwa sungai-sungai tersebut bukanlah sungai-sungai purba, setua situs megalitikum Gunung Panghegar (nama lain Gunung Padang). Batu-batuan di sekitar sungai dan patahan di dinding di pinggiran sungai tak menunjukkan fungsi sungai yang terkait erat dengan bangunan suci situs Gunung Panghegar. Sungai-sungai itu hanya kebetulan terbentuk oleh perubahan bentangan alam dan mata air.

Buktinya, di bawah kaki Gunung Padang yang sebenarnya terletak di punggung bukit, terdapat sumur tua yang sengaja dibangun sebagai tempat untuk (1) air minum suci, (2) air pencuci suci untuk penyembahan, (3) air suci ritual di gunung oleh ‘tetua’ atau pandita dan pemimpin ritual. Jadi fungsi sungai bukanlah sebagai tempat menyucikan diri bagi pengunjung sebelum masuk ke tempat pemujaan Gunung Padang (Panghegar) - selain sungai-sungai itu terbentuk belakangan, juga letak sungai jauh dari letak atau posisi sentrifugal situs pemujaan Gunung Panghegar.

Kedua, sekitar 400 meter dari Gunung Panghegar (Padang), terdapat satu situs tumpukan batuan yang sayangnya tinggal tersisa beberapa bongkahan batu yang sama dengan situs Gunung Panghegar. Situs itu kini telah ditimbun dan bahkan di atasnya telah berdiri rumah dan tambak. Situs ini sebenarnya memiliki arti penting karena tampaknya sebagai tempat untuk memantau dan menjaga situs. Diyakini situs Gunung Padang (Panghegar) dijaga dari arah perbukitan di sisi tenggara.

Terkait dengan posisi magis dan bangunan pemujaan prasejarah yang spektakuler ini, banyak orang telah terobsesi kebablasan membuat laporan yang aneh dan menggelikan terkait dengan situs pemujaan prasejarah Gunung Padang (Panghegar) ini.

Berbagai pihak menyampaikan adanya hal luar biasa di Gunung Padang - yang dulunya bernama Gunung Panghegar aslinya. Berita terkait penemuan alat canggih di dalam perut Bumi Gunung Padang (Panghegar) adalah omong kosong belaka.

Laporan terkait penelitian yang dilakukan baru-baru ini dan telah disampaikan kepada Presiden SBY, Pemda Cianjur, dan Pemprov Jawa Barat - sampai Wakil Gubernur Deddy Mizwar terbirit-birit datang ke Gunung Padang (Panghegar) untuk melihat secara langsung. Hasilnya? Benarkah alat canggih itu ada dan apakah ada kaitannya dengan Atlantis?

Penulis melakukan penelitian dan pengamatan secara fisik dibantu oleh beberapa mahasiswa dan ahli. Hasilnya? Tak ada apa-apa di bawah dan dalam bukit itu selain tumpukan batu prasejarah yang luar biasa indah. Bagaimana dengan kaitan alat canggih di dalam bukit itu? Tunggu penemuan yang menggemparkan … (To be continued)

SITUS GUNUNG PADANG DIDUGA DIBANGUN 4 KEBUDAYAAN BERBEDA

Situs ini bukan hanya benar-benar menyimpan bangunan, tapi juga menyimpan banyak peninggalan arkeologis dari empat peradaban yang berbeda.

gunung padang,arkeologi,megalitik,megalitikum,budaya,katastropik purba,pusat arkeologi nasional,lembaga ilmu pengetahuan indonesTerdapat lima teras yang disusun di atas bukit bebatuan kekar kolom. Sumber batuan punden berundak Gunung Padang berasal dari situs itu sendiri. Penelitian Lutfi Yondri menunjukkan bahwa terdapat sepuluh pola susunan batu di situs tersebut (Mahandis Y. Thamrin/NGI)
Riset arkeologis di situs Gunung Padang memunculkan dugaan bahwa situs tersebut dibangun oleh empat kebudayaan yang berbeda.

Arkeolog Universitas Indonesia yang tergabung dalam Tim Riset Mandiri Gunung Padang, Ali Akbar, mengungkapkan hal tersebut berdasarkan hasil penggalian ditambah analisis geologi terbaru hingga Juli 2013.

Diduga sebelumnya, Gunung Padang bukan sekadar gunung, melainkan juga menyimpan jejak peradaban berupa bangunan megah di dalamnya.

Berdasarkan hasil riset terbaru, Ali mengatakan bahwa Gunung Padang bukan hanya benar-benar menyimpan bangunan, melainkan juga menyimpan banyak peninggalan arkeologis dari empat peradaban yang berbeda.

Ada empat lapisan budaya yang terdapat di Gunung Padang. Masing-masing lapisan budaya terdiri atas batuan yang dipisahkan oleh lapisan tanah.

Lapisan budaya pertama terdapat hingga kedalaman 2 meter. Penelitian arkeologi dan penanggalan karbon yang didasarkan pada batuan di lapisan itu menguak bahwa lapisan budaya tersebut menunjukkan masa 500 Sebelum Masehi (SM).

"Lapisan budaya kedua umurnya lebih tua, bisa sampai 5.900 SM," ungkap Ali.

Sementara adanya lapisan budaya ketiga dan keempat diungkap berdasarkan analisis tomografi, analisis yang didasarkan pada perbedaan cepat rambat suara ketika melalui medium yang berbeda.

Berdasarkan analisis tomografi, dikatakan ada ruangan bagian bangunan yang lebih tua, diperkirakan mencapai umur 10.000 tahun.

Danny Hilman Natawidjaja, geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengatakan bahwa hal tersebut bisa diketahui dari adanya zona dengan kecepatan suara rendah, merujuk pada adanya ruang kosong yang tak terisi batuan.

Ali mengatakan, "Situs Gunung Padang adalah situs yang dibangun, ditinggalkan, lalu didatangi lagi dan dibangun lagi."

Bangunan pertama adalah yang tertua, 10.000 tahun lalu. Bangunan digunakan untuk menyembah kekuatan alam. Menurut Ali, karena adanya bencana gempa Bumi, masyarakat saat itu kemudian meninggalkan.

"Tapi karena daerah sekitar situs Gunung Padang ini baik, maka masyarakat lalu kembali lagi," kata Ali.

Saat kembali, warga lalu membuat bangunan baru di atas bangunan lama. Bangunan lama terlebih dahulu dilapisi dengan tanah. Lapisan tanah itulah yang lewat penelitian dijumpai berada di antara lapisan batuan.

Menurut Ali, lapisan itu jelas merupakan tanah yang sengaja dikumpulkan untuk fondasi bangunan baru.

Penggunaan tanah untuk lapisan bangunan lazim. "Prambanan dan Borobudur juga dilapisi tanah. Di Prambanan, lapisan tanahnya bisa 12 meter. Kalau di Borobudur 8 meter," ungkap Ali.

Dengan demikian, bila dibayangkan, situs Gunung Padang secara vertikal adalah selang-seling antara batuan dan tanah.

Pada kedalaman 2 meter, antara lapisan budaya pertama dan kedua terdapat tanah. Kemudian lapisan tanah juga ada pada kedalaman 5 meter, memisahkan lapisan budaya dua dan tiga. Terakhir, lapisan tanah terdapat antara lapisan budaya tiga dan empat.

Berkomentar terhadap interpretasi Ali, Siswanto, peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta, mengatakan bahwa tidak sembarang lapisan batuan bisa dikatakan sebagai lapisan budaya.

"Kalau mau dikatakan lapisan budaya, ya harus ada sentuhan manusianya," kata Siswanto. Jejak budaya bisa berupa potongan batuan yang jelas berbeda antara potongan alam dan potongan manusia. Potongan alam, misalnya, memiliki bekas pukulan karena alat tertentu.

Sementara geolog dari ESDM, Awang Harun Satyana, mengungkapkan bahwa interpretasi hasil tomografi perlu dimantapkan lagi.

Ia mengatakan, adanya zona dengan kecepatan suara lambat tidak selalu menunjukkan adanya ruang buatan manusia di dalam tanah. Keberadaan ruang dimungkinkan, tetapi bisa jadi berupa gua yang memang bentukan alam.

Awang juga mengkritisi metode penanggalan karbon. Ia mengungkapkan, sampel harus akurat sehingga analisis akurat. Dalam geologi, tak jarang peneliti mengambil sampel yang kurang tepat berupa kayu pohon purba. Dengan demikian, tak mengherankan bila umurnya sangat tua.

(Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com)

TIPS: HOW TO CALCULATE FOOD COST

Control Your Food Cost
Track Your Food Cost and Inventory
Order Wisely
Control Portion Size
Decrease Waste
Balance Your Menu
Work with FOH
Avoid Menu Price Increases

Restaurant margins are notoriously slim, so figuring out how to control costs, more often than not, boils down to a do or die scenario. Food cost plays a major role in any restaurant’s success or failure—that French foie gras may be awesome, but not if it kills profit. As 2009 Seattle Rising Star Restaurateur Ethan Stowell says, “As a chef you have to wear the hat of a business man sometimes,” especially when it comes to food cost.

But first, what is food cost? It’s the percentage of total restaurant sales spent on food product. The formula for calculating food cost is simple: net food purchases divided by net food sales (net means after the change in inventory). The rule of thumb within the fine dining industry is to maintain a 30% food cost, or less.

When 2009 Boston Rising Star Chris Chung opens his restaurant AKA Bistro in Boston’s Lincoln Park, he anticipates his food cost to be at 33% the first month, but to reduce it to 30% afterward. Similarly, 2008 Las Vegas Rising Star Zach Allen, who heads up the kitchens of all three of Mario Batali and Joe Bastianich’s Las Vegas outposts, was able to lower his food cost at all three venues in the last year: Enoteca San Marco runs at 24%; B+B Ristorante at 28.5% (lower than its targeted 30%); Carnevino 30.5% (also lower than its target of 32%—a rarity for a steakhouse).

How do they do it? Controlling food costs is multifaceted to be sure, but simple at heart. Chung summarizes his method to control food cost into a four basic principles: order as necessary, maximize each ingredient, cook seasonally, and have more than one vendor. For Stowell, who operates four successful restaurants in Seattle (Union, Tavolàta, How to Cook a Wolf, and Anchovies & Olives), the starting point and key is keeping a finger on the pulse of food cost at all times.

Track Your Food Cost and Inventory

Stowell’s chefs are required to track food costs on a daily basis, so Stowell and each of his kitchen leads know where they are each day. “I know exactly what my food costs are daily; I look every day,” he explains. “If I find out in the third week [of the month] that food costs are 5% too high, I can look and say we had a soft month, that’s the reason, or we’ve been selling too much of this or not enough of that. I look at what menu items are not selling. If you have a consistent idea of where you’re at, it gives you an idea of where to look.” Stowell and his team adjust their ordering, dishes and menu to compensate for their food costs, or if they’re on target, they know they can order and run a more expensive dish. It’s a very organic and flexible methodology, but one that works for Stowell.

Robbie Lewis is the corporate chef for the software company Oracle in Northern California’s Silicon Valley. He oversees eight cafes on the corporate campus and has an annual food budget; they run a weekly inventory in each café and order daily. Zach Allen’s inventory assessment depends on the product: “we do a nightly inventory on our cut steaks and usage at our steakhouse [Carnevino]... we do a weekly inventory on our beef warehouse... [and] a monthly inventory on all items.” No matter the system, it pays to know what you have and the rate at which you burn through your inventory.

Order Wisely

Allen is certain that ordering is essential for his exceptional food cost. “The best way that we control food cost is by ordering correctly.” In other words, know what you need and how much—something that keeping inventory will tell you. Allen also order in bulk for certain items they use in large quantity—for three high volume Italian restaurants that translates to containers of extra virgin olive oil, San Marzano tomatoes, sea salt, and specialty pastas. But because so many of the products Allen gets are from Italy, the chef has to be careful of the exchange rate. “With the Euro being so strong, that hurts us a lot.”

Stowell also takes advantage of his buying power: “Having four restaurants, I buy more direct from the source than I used to, whether straight from the farm or fish auction, so there’s no middle man. Whereas, if you have one restaurant, it’s harder to buy anything from a fish auction. They’re like, ‘you’re not buying enough with only 20 pounds at a time,’ but with four restaurants you can buy 150 pounds at a time.”

Control Portion Size

Sometimes even small things can be the difference in meeting a target food cost. For Allen, portion control has been that detail—“that’s our biggest area of concern,” he says. “We have to be very diligent with our staff to make sure that they are portioning the proteins at the proper weight,” Allen goes on. Training staff to know that one ounce—not two—of duck prosciutto goes on the plate or that each portion of salmon fillet should be four ounces and not any more, can make the difference to meet a food cost target, order the right quantities, not raise menu prices, and potentially have a profitable restaurant—not to mention a consistent dish for your patrons.

Decrease Waste

Chris Chung is careful to train his employees on his rules about not wasting food. A factor that’s especially crucial for a restaurant that specializes in a high-cost—not to mention highly perishable—item like seafood. Chung makes a point to have his cooks understand the value of using every piece of a product and to be creative with the scraps.

Allen concurs: “We find many outlets for every part of the protein or vegetable that we use from—braised beet greens for raviolis to ciccoli from the pork that is left from making salumi.” To decrease waste from spoilage, he orders proteins and other short shelf life items daily and advises chefs to “not be afraid to 86 items” from the menu during service.

Balance Your Menu

Dealing with an annual budget for multiple themed venues, corporate chef Lewis looks to find a menu balance between all of the cafes. “The food costs are different for all eight cafes, which are themed, based on cuisine,” he explains. “We have rice-heavy cuisine, protein-heavy cuisine... the Chinese [café] is cheap because there’s lots of rice [used]; the taqueria is protein-heavy and more expensive; it all has to balance.” Lewis analyzes each menu and “delves into the subtleties of the cuisine to figure our major food costs” and how they can cut back. While some cafes will have a food cost of 40%, others will be significantly less at 23%, but averaging off at the golden 30% mark.

Stowell finds success in weighing his menu with both low and high cost items, and adjusting the menu to meet their food cost targets. “Make your menu work for you,” he counsels. “Some months we have to sell more pasta. In every restaurant I have, I have homemade gnocchi because it’s a low cost item people really enjoy. If food costs are really low, I can have a steak dish and not charge as much—those things balance out. I can run turbot as a fish: a portion costs you $10 to put it on the plate; I don’t feel comfortable charging $35 for it, so I run other lower cost food items to balance it out so I can charge $18 that item. I take a hit on it, but I do it because I enjoy it. But I have to be smart about my menu and balance.”

Slow months are when you have to be the most mindful of upward creeping food costs, but Stowell says they should still remain the same as even your busiest month with careful attention. “If you’re expecting January and February to be softer months, you don’t want as many high food cost items.”

Work with FOH

Additionally, Stowell advises chefs to be “more interactive with servers” to tell them what menu items needs to be pushed. When food costs are running higher than he likes, or when business is dropped off, he tells his wait staff what low cost menu items to sell to customers. “If you have lower food cost items on your menu, you have to motivate your staff to sell those at certain times,” he explains.

Avoid Menu Price Increases

For all four chefs, raising menu prices is a last resort or not an option at all. Robbie Lewis says flat out “we don’t raise prices” for the campus cafes; instead, they “reconstruct the dish to include less expensive ingredients.” Stowell institutes price caps for each of his restaurants. He explains, “My goal in Seattle is to keep prices as low as possible. I have rules with maximum prices at each restaurant so guests don’t feel uncomfortable going.” And he continues, “I don’t preach if you’re food cost is high, you’re not charging enough. I don’t believe in that. If your food cost is high and you say you’re not charging enough—that’s how restaurants get into trouble! By raising their prices when they can really make their food costs work for them, and make their menu function in a way that is good for the restaurant.”

In the end, Stowell reminds chefs that “food cost has to be a living and breathing thing.” Knowing where it’s at—if it’s running high or low—and working with your menu, your staff, and vendors to reduce waste, order wisely, and control portions are all essential elements that play a crucial role in food cost. “You have to pay attention,” Stowell says, “it’s better to find out your food costs on the 17th than the 22nd [of the month]. Then you can react to that and say, ‘okay, fine. It’s been slow this month, so I can’t run the turbot, but I can still put on the gnocchi dish because that’s a low cost item.“

FOOD COST

A major part of prime cost is food cost. Food cost can be calculated as follows:

Net food purchases/ Net food Sales
(Net means after the change in inventory)

Costing out the menu is crucial to controlling food costs. The easiest place to begin is at the bar due to price control. From there, move on to the food. Each category should be broken down into more useful ratios. Have the chef or sous chef cost out the menu since they deal the most with the product. A few tips to help lower food costs are:

Raise prices.
Cost out the menu and price the high cost percentage items accordingly.
Control portion sizes.
Minimize waste in the kitchen. Track waste as well.
Spot-check prep staff. Make sure the pre-cut portions weigh what they are supposed to.
Link the chefís pay to a pre-set food cost percentage. Set up an incentive deal for the chef.
Set up Purchase Order System.
Negotiate prices with vendors for bulk buying. Take vendor discounts when offered.
Organize the storage room and keep inventory to a minimum.
Purchase based on a budget.

If food cost is a consistent problem, an operator should start taking inventory weekly. At one particular restaurant, the operator requires his kitchen staff to know daily food cost. He ignores inventory and uses purchases over sales. He even makes the kitchen track each entree sold. So if only one lobster is sold, the staff better not order lobster the next day. Any operator can take this one step further by tracking daily sales and purchases. A dollar budget can be set based on projected demand. For example, if an operator expects to do $50,000.00 in food sales for the week, the chef should be given a budget of how much to spend. If the operatorís food cost goal is 30%, they can order $15,000.00 worth of food ($50,000 x 0.3). If the operator tracks purchases daily, he or she can let the chef know how close he is to the budget.

Kamis, 17 Oktober 2013

7 KEBIASAAN ORANG-ORANG YANG BAHAGIA

Orang-orang yang bahagia akan memiliki kebiasaan yang membahagiakan pula; sesederhana itu. Orang-orang paling bahagia yang saya kenal memiliki 7 kebiasaan yang terlihat jelas dalam diri mereka. Jika anda ingin membuat hidup anda lebih bahagia, anda mungkin dapat mempertimbangkan untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan berikut ini dalam kehidupan anda.


“Sebagian orang merasa bahagia sesuai dengan apa yang mereka pikirkan”.
- Abraham Lincoln -

1. Ikut Ambil Bagian dalam Sesuatu yang Anda Minati – Anda bisa mengikuti kegiatan apapun. Anda bisa ikut ambil bagian dalam kegiatan yang bersifat religius, bergabung dengan kelompok yang mendukung tujuan tertentu, atau menapaki karir anda dengan tekun. Dalam setiap kegiatan yang anda pilih, hasil psikologis yang diraih mempunyai sifat sama. Anda ikut ambil bagian sepenuhnya dalam kegiatan yang anda minati. Kegiatan semacam ini akan memberikan kebahagiaan dan makna dalam kehidupan anda.

2. Habiskan Waktu Bersama Teman-Teman dan Keluarga – Kehidupan yang bahagia adalah kehidupan yang anda lalui bersama teman-teman dan keluarga. Semakin kuat hubungan pribadi yang anda miliki serta semakin kerap interaksi bersama teman-teman dan keluarga, maka semakin bahagia pula anda.

3. Pikirkan Hal-hal yang Positif – Seringkali orang terlalu berkonsentrasi pada hal-hal negatif dan tidak menyisakan waktu untuk merefleksikan hal-hal yang berhasil mereka raih secara positif. Merupakan hal yang alami bagi seseorang untuk mengkoreksi keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka dan memfokuskan diri mereka pada hal tersebut, namun harus terdapat keseimbangan dalam menempatkan diri anda. Sangatlah penting untuk merefleksikan hal-hal baik yang anda peroleh sementara anda mengkoreksi hal-hal yang buruk. Mengingatkan diri anda terus menerus terhadap kesuksesan pribadi yang anda raih setiap harinya akan memiliki dampak positif yang sangat berarti dalam kebahagiaan emosional anda.

4. Gunakan Sumber Daya yang Anda Miliki – Orang rata-rata biasanya merasa kagum ketika mereka melihat seseorang yang memiliki kekurangan fisik memperlihatkan tanda-tanda kebahagiaan secara emosional. Bagaimana mungkin seseorang yang berada dalam kondisi fisik seperti itu bisa terlihat begitu bahagia? Jawabannya terletak pada bagaimana mereka menggunakan sumber daya yang mereka miliki. Stevie Wonder tak bisa melihat, jadi ia menggunakan kemampuan mendengarnya dalam dunia musik, dan ia sekarang memiliki 25 piala Grammy sebagai bukti.

5. Ciptakan Akhir yang Bahagia Setiap Waktu – Kekuatan dari akhir merupakan sesuatu yang mengagumkan. Akhir dari sebuah pengalaman yang dialami seseorang dapat mengubah persepsi keseluruhan orang tersebut. Bayangkan anda sedang membaca sebuah novel yang memprovokasi pikiran anda. Sekarang bayangkan bagian akhir dari novel tersebut ternyata sangat buruk. Meskipun cerita nya sangat menegangkan hingga saat-saat menjelang akhir, apakah anda akan tetap merekomendasikan novel tersebut pada orang lain? Orang selalu mengingat bagian akhirnya. Jika bagian akhir tersebut berakhir bahagia, maka pengalaman tersebut juga menciptakan perasaan bahagia. Selesaikan apa yang sedang anda kerjakan, selesaikan dalam keadaan baik, dan ciptakan akhir yang bahagia dalam kehidupan anda jika memungkinkan.

6. Gunakan Kekuatan Pribadi Untuk Menyelesaikan Sesuatu – Setiap orang memiliki kekuatan pribadi yang unik. Kita memiliki bakat dan keahlian yang berbeda. Kebahagiaan emosi akan datang secara alami pada mereka yang menggunakan kekuatan pribadinya untuk menyelesaikan sesuatu. Ketika anda berhasil mencapai sesuatu karena keahlian anda sendiri, maka penghargaan psikologis yang anda peroleh sangatlah bernilai.

7. Nikmati Setiap Kebahagiaan yang Anda Raih – Hal-hal terbaik yang bisa anda nikmati di dunia ini sifatnya gratis. Hal-hal tersebut muncul dalam bentuk yang sederhana dan muncul di hadapan anda pada waktu dan tempat yang tidak bisa anda duga. Kebahagiaan semacam ini diatur oleh alam dalam situasi tertentu dan ditangkap oleh panca indera kita. Momen semacam ini mungkin saja muncul saat anda sedang melihat pantulan sinar matahari terbenam dari sebuah kolam ketika anda sedang menggenggam tangan orang yang anda sayangi. Menyadari kemunculan momen-momen semacam ini akan menimbulkan kebahagiaan tak terduga dalam kehidupan anda. (by: arswino S)

Rabu, 16 Oktober 2013

PERTUMBUHAN PARIWISATA TUMBUH PESAT DI ASIA PASIFIK

1 Oktober 2013
mari-elka-pangestu
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu


Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan sektor pariwisata di kawasan Asia Pasifik mengalami pertumbuhan signfikan dibanding kawasan lainnya.
“Pertumbuhan ekonomi negara saat ini tidak lepas dari kontribusi sektor pariwisata,” kata Mari Pangestu pada “APEC High Level Policy Dialogue on Travel Facilitation (HLPD)” di Kuta, Selasa (1/10).
Ia mengatakan sektor pariwisata memainkan peranan penting di kawasan Asia Pasifik dan memiliki relevansi dengan tema pertemuan yang diangkat dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) ke-21 di Bali.
“Tema APEC tahun ini adalah bagaimana kawasan Asia Pasifik bisa menghadapi keadaan ketidakpastian dunia dan tetap tumbuh,” katanya.
Dikatakan pertumbuhan pariwisata paling tinggi di Asia Pasifik dan sumbangan terhadap ekonomi sekitar delapan hingga sembilan persen produk domestik bruto (PDB).
Bahkan, kata dia, sumbangannya sektor ini mampu menyerap tenaga kerja dan dari segi penghasilan devisa.
Bagi Indonesia, Mari Pangestu lebih lanjut mengatakan pariwisata adalah kelima terbesar penyumbang ekspor jasa dan barang untuk devisa.
“Sehingga penting untuk bisa kita dorong antara lain dangan meningkatkan jumlah pengunjung antarnegara Asia Pasifik dalam rangka kunjungan pariwisata,” ucapnya.
Sumber: Metroabali

PARAGONBIZ HOTEL: SAATNYA BERBAGI (SESI QURBAN)

Rudy Fakhrudin, salah seorang staff ParagonBiz Hotel sedang membagikan daging qurban
kepada warga sekitar pada Hari Raya Idul Adha, 15 Oktober 2013

Management dan segenap Staff ParagonBiz Hotel Karawaci kembali menyelenggarakan acara CSR (Corporate Social Responsibility) di Hari Raya Idul Adha, Selasa, 15 Oktober 2013 dengan melakukan potong kambing di halaman parkir hotel.

Acara dimulai pukul 09.00 pagi dengan bekerjasama dengan warga sekitar untuk pemotongan kambing. Ada 8 ekor kambing yang disumbangkan oleh pemilik hotel (Roby Irwanto dan Elsi Puspa Dewi) dan segenap direksi PT. Broadbiz Asia, induk perusahaan, beserta beberapa anak perusahaan yang berada di bawah naungan Broadbiz Asia.


Kresno Indarso, Ketua Panitia Pelaksana

Menurut Ketua Panitia Pelaksana Qurban, Kresno Indarso, bahwa acara qurban ini merupakan yang pertama dilakukan oleh Management ParagonBiz Hotel mengingat hotel baru buka 5 bulan lalu dan Insya Allah akan diselenggarakan setiap tahun. Untuk yang pertama kali ini, panitia telah berhasil mengumpulkan dana dan penyumbang qurban hingga tercapai jumlah 8 ekor kambing. Diharapkan tahun depan akan lebih banyak lagi qurban kambing dan juga sapi.
Ketua Panitia, Kresno Indarso sedang menyerahkan
daging qurban kepada salah seorang warga


Kresno yang juga merupakan Human Resources Manager ParagonBiz Hotel mengungkapkan bahwa antusias dari para karyawan hotel tersebut juga sangat tinggi, terbukti ada sekitar 30-an karyawan yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, dari mulai pembelian kambing, pengurusan kambing dan lokasi pemotongan, serta pengirisan dan pemilahan daging, hingga pengotakan dan pembagian kepada warga sekitar yang membutuhkan.
Qurban Tiba

Daging qurban diberikan kepada warga Binong dan sekitarnya dan acara pembagian berlangsung lancar dan tertib, sehingga warga tidak berdesak-desakan di area parkir hotel.

Pemotongan Qurban

Ibu Ani, salah seorang warga Binong yang datang bersama anaknya begitu bergembira dan merasa bersyukur atas pembagian daging qurban tersebut dan berharap agar ParagonBiz Hotel mengadakannya lagi tahun depan.
Pembagian qurban kepada masyarakat

"Alhamdulillah, saya dan keluarga mendapat daging qurban ini. Saya senang sekali karena ParagonBiz rutin bikin kegiatan untuk warga sekitar hotel seperti saya. Jadi saya senang (bangga) keberadaan (ParagonBiz) hotel ini jadi bermanfaat untuk kita-kita yang ada di dekat hotel ini. Semoga karyawannya dapat berkah ya," ungkap Bu Ani.


Wishnu HS, General Manager ParagonBiz Hotel

Sementara itu, General Manager ParagonBiz Hotel, Wishnu HS menjelaskan bahwa kegiatan sosial kepada warga sekitar merupakan hal yang menjadi agenda rutin yang akan diselenggarakan oleh Management hotel, dengan bentuk yang berbeda-beda, seperti yang sudah pernah dilakukan adalah bagi-bagi berkah nasi bungkus saat berbuka puasa saat Ramadhan, sumbangan kepada anak yatim, donor darah dan sekarang ini adalah pembagian qurban. Dukungan dari karyawan dan warga sungguh positif dan luar biasa, sehingga kedepannya kami akan terus mengupayakan CSR ini menjadi tambah bermanfaat dan membawa keberkahan bagi semua orang.

(ParagonBiz Bulletin)

SELAMAT IDUL ADHA 1434 H

Selasa, 15 Oktober 2013

Mentari menampakkan diri pagi ini
di ufuk timur kota Bandung,
pertanda Hari Idul Adha telah tiba.
Selamat merayakannya, sahabat...
Minal Aidin wal Faidzin... 
Mohon maaf lahir & bathin...
Semoga keikhlasan kita memenuhi niat kita
dalam memberi dan berbagi
dengan sesama yang lebih membutuhkan...
Insya Allah, doa dan niatan kita didengar olehNYA...
dan membalas dengan pahala yang setimpal...
Amiin ya rabbal alamiin...
(Wishnu HS)

Kamis, 10 Oktober 2013

PELAWAK TETAP PELAWAK

Ketika berbincang-bincang santai dengan pelawak senior, Doyok Sudarmadji dalam suatu acara di hotel. Walau saat itu ia datang sebagai tamu dan bukan sebagai pelawak, tapi begitulah pelawak, ia akan tetap bercanda dan membuat orang di sekelilingnya merasa senang dengan kehadirannya dan senang dengan ocehan dan candaannya.

Hampir dua tahun ini sudah tidak sempat lagi bertemu dengannya. (wh)

WISHNU: MENGENANG KUNJUNGAN KE PENGUNGSI LETUSAN SINABUNG

Gunung Sinabung yang berada di Dataran Tinggi Karo, Sumatra Utara, meletus pada bulan September-Oktober 2013 ini dan ini mengingatkan saya kepada peristiwa 3 tahun lalu saat Sinabung mengejutkan penduduk sekitarnya yang selama ini tidak pernah mengalami bencana ini. 

Saya yakin apa yang terjadi saat ini tidak berbeda jauh dengan apa yang terjadi pada tahun 2010. Sayangnya saya tidak mempunyai kesempatan untuk mengunjungi Karo karena saya sekarang tidak lagi berada di kota Medan.

Sekedar berkisah tentang apa yang kami lakukan saat kami berada di Medan, ini adalah cuplikan tulisan saya saat kami mengunjungi pengungsi letusan Sinabung di kota Kabanjahe, Karo untuk mengirim sumbangan "Multazam Peduli Sinabung" pada saat saya masih aktif mengurus Multazam Tours & Travel Medan.

Senin, 13 September 2010
(oleh: Wishnu Al Bataafi)
Pkl. 10.00 kami bersiap-siap untuk berangkat dari Medan menuju Brastagi dan Kabanjahe, Kab. Karo, Sumut. Dengan berdasarkan informasi terakhir tentang aktivitas Gunung Sinabung yang berangsur-angsur tenang, maka kami memutuskan untuk mengunjungi pengungsi yang ada di Brastagi dan Kabanjahe sekaligus menyerahkan sumbangan yang berasal dari umat Multazam yang dihimpun di “Multazam Peduli Sinabung”. Alhamdulillah, cukup banyak umat yang peduli sehingga kami siap membawa sumbangan berupa beras, minuman mineral, pakaian anak-anak dan sebagainya untuk para saudara-saudara kita yang tertimpa musibah.
Seperti diketahui, Gunung Sinabung meletus 29 Agustus 2010 setelah tertidur lelap selama 410 tahun (terakhir meletus tahun 1600). Penduduk desa sekitar gunung yang beradius 6 km harus mengungsi. Hingga kini mereka telah mengungsi selama 2 minggu dan melewati masa lebaran di tempat pengungsian.
Udara hari itu sangat panas dan matahari bersinar terik. Jalanan menuju Brastagi rupanya cukup ramai dipadati kendaraan, termasuk di daerah Pancur Batu yang harus dialihkan ke jalan alternative memutar pasar karena padatnya lalu lintas depan pasar. Aku sendiri yang mengemudikan kendaraan karena supir kami sedang sakit.
Kami melewati jalanan yang berkelok-kelok dan kondisi yang kurang nyaman akibat banyaknya aspal jalan yang rusak, berlubang, ditambah dengan aksi supir-supir bus antar kota dan pengendara motor yang seenaknya memotong jalan dan menyusul dengan gaya yang ugal-ugalan. Mengingatkan aku pada Metro Mini atau Kopaja di Jakarta.
Di Hill Park, Sibolangit, semacam ”dufan”-nya Sumut, sekitar 35 km dari Medan, lumayan ramai dikunjungi, mobil yang diparkir juga cukup padat. Komedi putar raksasanya pun berputar dengan gagah.
Sekitar pkl.12.30 kami tiba di Brastagi, melewati beberapa tempat pengungsian. Jemuran memenuhi pelataran halaman depan atau sampingnya. Kami sempatkan mampir di salah satu jambur (tempat pertemuan) yang dijadikan tempat pengungsian. Di dalamnya tampak sumpek dan penuh dengan mereka yang tidur dengan selimut yang hampir seragam, sementara anak-anak bermain berkelompok dengan riang. Sementara para suami atau lelaki tampak sedikit ada di tempat pengungsian karena pada siang hari mereka kembali ke desanya masing-masing untuk sekedar menengok rumahnya yang ditinggalkan, sawah atau ladangnya dan juga ternaknya. Sore hari mereka baru kembali ke pengungsian.
Sebelum ke Kabanjahe, kami membelok ke kanan menuju arah Kecamatan Simpang Empat, desa yang hanya berjarak 5 km dari Gunung Sinabung.
Di siang yang terik itu, Gunung Sinabung nampak sombong berdiri sendiri, seluruh badannya terlihat jelas dari kaki hingga puncaknya seolah-olah siap untuk menginjak desa dan masyarakat desa yang berada tepat di ujung ”jempol kakinya”. Di salah satu sisi badan gunung, tampak ”luka lebar” menganga dengan asap kecil keluar dari sana. Warna hijau kekuningan tampak jelas terlihat, menandakan itu adalah batu-batu belerang yang terbawa lahar panas. Asap yang keluar dari kawahnya tampak sedikit sekali terlihat, sehingga tidak menunjukkan bahwa Sinabung sebenarnya sedang ”murka”.
Sepanjang jalan menuju Kecamatan Simpang Empat tampak sangat sepi, tidak ada penduduk yang biasanya berjalan di pinggir jalan, tidak ada petani yang sedang menyiangi tanaman di ladang, rumah-rumah tidak berpenghuni, aspal jalanan desa yang sangat buruk itu memutih bekas tersiram abu vulkanik Sinabung. Sesekali saja kami berpapasan dengan penduduk yang bergegas mengendarai motornya ke arah Brastagi. Benar-benar menjadi kota mati.
Kami sempat turun ke ladang, bau belerang tercium cukup keras tertiup angin dari arah puncak gunung.
Kami melihat tanaman terong yang sebenarnya sudah masuk masa panen, memutih ditutupi abu vulkanik.
Begitupun dengan buah tomat, wortel, durian, dan lain-lain. Daun-daun dan buahnya menjadi rusak. Panenpun gagal.
Saat kami berada di ladang, kami bertemu dengan penduduk yang datang ke ladang itu juga. Dia rupanya pemilik ladang itu. Maka kami berbincang-bincang seputar kejadian Sinabung.
Lelaki itu keturunan Jawa yang kini sudah diterima sebagai marga Sitepu. Dia jelaskan saat kejadian pertama kali Sinabung meletus (29 Agustus), tidak ada yang mengira sama sekali Sinabung akan meletus. Tapi ketika terdengar dentuman keras, penduduk memastikan gunung itu telah meletus. Asap disertai batu yang memerah panas terlontar dari puncaknya. Lahar panas memerah juga membakar lereng gunung. Begitu mengerikannya sehingga penduduk segera mengungsi ke Brastagi dan Kabanjahe malam itu juga. Apalagi esoknya saat siang hari mereka yang masih ada di sana melihat 3 titik di lereng gunung tepat di belakang halaman rumah mereka mengeluarkan asap dan bau belerang yang sangat keras disertai getaran-getaran yang menakutkan, sehingga tidak ada pilihan lain mereka harus meninggalkan rumahnya. Hingga kini hanya segelintir saja yang berani pulang ke rumah.








Walaupun siang tampak tenang, asap pun sedikit mengepul, namun memasuki sore hari pkl. 17.00, gunung setinggi 2461 meter ini seperti bangun tidur dan mengeluarkan energinya lewat asap tebal dan menutupi seluruh tubuhnya. Debu dan bau belerang pun semakin banyak dan tajam sehingga berbahaya bagi penapasan. Seperti Sitepu inilah, semuanya memiliki kekuatiran yang tinggi setiap hari. Maka itulah mereka harus segera kembali ke pengungsian sebelum pkl. 17.00.
Sore hari, pkl. 16.00 kami tiba di Kabanjahe. Tampak kehidupan berlangsung normal di kota ini, dan juga di Brastagi, namun berbeda bila melihat posko pengungsian. Kami langsung menuju salah satu pengungsian yang berada di Mesjid Besar Kabanjahe. Kondisi pengungsi disini tampak lebih baik dibanding tempat-tempat lain. Ruangan memang tidak besar, namun jumlah pengungsi tidak membludak, sehingga masih banyak ruang untuk bergerak.

Kami bertemu dengan panitia posko dan menyampaikan niat kami mewakili umat Multazam yang telah peduli menyumbangkan rejekinya untuk para pengungsi Sinabung.
Panitia begitu ramah menyambut kami dan menerima dengan penuh syukur sumbangan berupa 300 kg beras, 40 dus aqua, 10 galon aqua dan 10 dus pakaian anak-anak.
Kamipun berkesempatan menjumpai pengungsi dan berbincang-bincang. Tanpa terasa bicarapun tersekat, mataku membasah dan air mata menetes haru. Haru karena melihat mereka, saudara-saudara kita, harus tidur di tempat yang jauh dari rumahnya, haru karena anak-anak tidak bisa bersekolah, haru karena sahabat pembaca facebook al bataafi dan sahabat pembaca blog multazamtours dan multazamtravel begitu spontan memberikan sumbangan, haru karena sumbangan tersebut dapat kami serahkan dan diterima dengan suka cita, haru karena anak-anak gembira berebut pakaian yang kami berikan. Untunglah rekan kami yang membawa kamera luput mengabadikan air mataku yang meleleh tanpa kusadari.
Pkl. 17.30 selesai sudah kunjungan kami dan misi kami menyerahkan amanat umat dan sahabat multazam. Kami mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT karena diberikan waktu yang baik untuk menyerahkan sumbangan tersebut. Ucapan terima kasih kami yang tidak terhingga kepada seluruh umat dan sahabat Multazam, yang menyumbangkan dananya, yang mengirimkan doanya dan yang bersimpati atas musibah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan pahala dan rejeki yang berlipat kepada Anda semua atas segala kebaikan hatinya. Dan walaupun jumlahnya tidak seberapa, namun mudah-mudahan tetap berguna, bermanfaat untuk mereka di pengungsian. Dan mereka, saudara-saudara kita yang tertimpa musibah Sinabung ini, semoga mereka selalu diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Amiiin Ya Rabbal Alamiinn….
Pkl. 20.15 kami tiba kembali di Medan dengan selamat. Badan terasa pegal, paha pun pegal, tumitpun demikian, pegal karena senantiasa main rem, gas, kopling, akibat lalu lintas yang padat dan macet. Tapi lega dan puas, tugas sudah selesai. Tugas berikutnya menanti lagi esok…. sampai rumah, langsung tertidur lelap. (wishnuab/14sep)

KEUTAMAAN SHALAT TAHAJJUD

Keutamaan Qiyamullail (Shalat Malam)


Allah Ta’ala berfirman:
“Lambung-lambung mereka jauh dari pembaringan, karena mereka berdoa kepada Rabb mereka dalam keadaan takut dan berharap kepada-Nya.” (QS. As-Sajadah: 16)
Allah Ta’ala berfirman:
“Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohon ampunan di waktu sahur (menjelang fajar).” (QS. Adz-Dzariyat: 17-18)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Seutama-utama puasa setelah ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163)
Dari Abu Said Al Khudri dan Abu Hurairah radhiallahu anhuma mereka berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua rakaat secara bersama, maka mereka berdua akan digolongkan ke dalam lelaki-lelaki dan wanita-wanita yang banyak berzikir kepada Allah.” (HR. Abu Daud no. 1309, Ibnu Majah no. 1335, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Al-Misykah: 1/390)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut dia meletakkan godaan, “Kamu mempunyai malam yang sangat panjang maka tidurlah dengan nyenyak.” Jika dia bangun dan mengingat Allah maka lepaslah satu tali ikatan, jika dia berwudhu maka lepaslah tali yang lainnya, dan jika dia mendirikan shalat maka lepaslah seluruh tali ikatannya sehingga pada pagi harinya dia akan merasakan semangat dan kesegaran yang menenteramkan jiwa. Namun bila dia tidak melakukan itu, maka pagi harinya jiwanya menjadi jelek dan menjadi malas beraktifitas”. (HR. Al-Bukhari no. 1142 dan Muslim no. 776)
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim mendapati saat itu, lalu dia memohon kebaikan kepada Allah ‘azza wajalla baik kebaikan dunia maupun akhirat, kecuali Allah akan memperkenankannya. Demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. Muslim no. 757)
Penjelasan ringkas:
Di antara keutamaan qiyamullail berdasarkan dalil-dalil di atas adalah:
a.    Mendapatkan pujian yang banyak dalam Al-Qur’an.
b.    Hatinya akan terjaga dari kerusakan dan penyakit hati. Karena terlalu banyak tidur bisa menyebabkan rusaknya hati, karenanya dengan qiyamullail dia bisa mengurangi tidurnya.
c.    Dia merupakan shalat sunnah yang paling utama.
d.    Orang yang mengerjakannya secara berkesinambungan akan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang banyak berzikir kepada Allah.
e.    Dia akan lepas dari gangguan setan di malam harinya.
f.    Qiyamullail merupakan sebab baiknya jiwa, lapangnya dada, dan semangatnya anggota tubuh.
g.    Orang yang mengerjakannya berkesempatan mendapatkan 1/3 malam terakhir yang merupakan waktu dimana doa akan dikabulkan.
Dan sebaik-baik doa saat itu adalah permohonan ampun akan semua dosa-dosa, sebagaimana yang diisyaratkan dalam surah Adz-Dzariyat di atas.
Source : Keutamaan Shalat Tahajjud by islam-download.net

KEUTAMAAN BERDZIKIR, BERDOA DAN BERTOBAT

Suatu saat, selepas shalat, Rasulullah Saw berbagi sapa dan berbincang bincang dengan para sahabat tentang pelbagai hal. Dalam perbincangan itu, Rasulullah menyampaikan keutamaan majelis dzikir, do’a dan permohonan ampun kepada Allah Swt. Selain itu, beliau juga menekankan bahwa Allah Swt boleh jadi mengabulkan do’a seorang hamba, menghindarkannya dari bencana yang belum turun, menyimpan pahala do’anya di akhirat atau menghapusnya dosa-dosanya. Beliau pun berceramah : Sesungguhnya Allah Swt memiliki beberapa malaikat yang terus menerus berkeliling mencari majelis dzikir. Ketika menemukan majelis dzikir, mereka terus duduk di situ dengan menyelimutkan sayap sesama mereka hingga memenuhi ruang antara mereka dan langit yang paling bawah.
Ketika majelis itu usai, mereka bubar dan kemudian naik kelangit. Ketika berada dilangit, mereka ditanya oleh Allah Swt. Yang sebenarnya lebih tahu ketimbang mereka, “Kalian datang dari mana? !”
“Kami datang dari sisi para hamba-Mu di bumi yang mensucikan-Mu, mengagungkan-Mu, mengesakan-Mu, memuji-Mu, dan memohon kepada-Mu!” jawab mereka.
“Apa yang mereka minta?” tanya Allah Swt.
“Mereka memohon surga-Mu, “jawab mereka penuh takzim.
“Apakah mereka pernah melihat surga-Ku?” tanya Allah swt lebih jauh.
“Tidak, wahai Tuhan,” jawab para malaikat dengan takzim.
“Betapa seandainya mereka melihat surga-Ku?” kata Allah Swt.
 
“Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu, “ucap mereka tetap takzim.
“Dari apa mereka memohon perlindungan kepada-Ku?” tanya Allah Swt lagi.
“Dari Neraka-Mu, wahai Tuhan,” Jawab mereka terus dengan takzim.
“Apakah mereka melihat Neraka-Ku ?” tanya Allah Swt sekali lagi.
“Tidak“ jawab mereka serempak.
“Betapa seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku,” kata Allah Swt.
“Mereka juga memohon Ampunan kepada-Mu, wahai Tuhan,” ucap mereka tetap dengan takzim. “Aku telah mengampuni mereka, memberikan apa yang mereka mohon, dan melindungi mereka dari neraka,“ jawab Allah SWT. “Wahai Tuhan, tapi dalam majelis mereka ada seseorang yang berdosa yang hanya kebetulan lewat lantas duduk bersama mereka,” lapor mereka. “Dia juga Kami ampuni. Sebab, orang yang mau duduk bersama mereka tidak celaka !” jawab Allah SWT.
(Ahmad Rofi' Usmani / www.daaruttauhiid.org)

WISHNU: BERIKAN SERVICE YANG OPTIMAL PADA CUSTOMER

Me in Harian Tangerang Raya
Friday, 16th August 2013, page 4
"Berikan Service Yang Optimal Pada Customer"



WISHNU: HOST KULINER DI ACARA RADAR TV

Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh kedamaian dan bulan penuh nikmat dan penuh barokah. Di saat bisnis lesu di mana-mana, ParagonBiz Hotel mendapatkan berkah luar biasa dimana setiap hari kesibukan selalu menemani hari-hari kami.

Alhamdulillah, kami mencapai angka revenue yang tinggi dan kami sangat mensyukuri itu sebagai nikmat yang diberikan oleh Tuhan.

Di sela-sela kesibukan itupun, kami selalu disibukkan oleh kegiatan shooting di Radar TV, stasiun televisi lokal Banten yang berlokasi di Kebon Jeruk dengan jangkauan Jabodetabek, Banten dan Lampung.


Kami mengisi acara Pesona Ramadhan sebanyak 13 episode yang ditayangkan selama bulan Ramadhan tersebut dan alhamdulillah sambutannya sungguh luar biasa. Banyak orang yang akhirnya mengetahui keberadaan hotel kami sebagai hotel baru yang berada di kawasan Karawaci dengan 244 kamar hotel dan 1000 kamar apartment.


Saya diminta juga oleh pihak Radar TV untuk membawakan acara (host) kuliner di acara itu dan itu sangat membanggakan saya pribadi karena dapat tampil langsung untuk mempromosikan hotel yang dalam acara tersebut lebih mengedepankan sisi kulinernya yang menampilkan menu makanan dan minuman.

Dalam kesempatan tersebut, saya didampingi oleh Chef Nuryaman (Executive Chef) yang menampilkan menu-menu makanan andalannya, seperti Cumi Tembem, Lumpia Fajitas, Spaghetti Teriyaki, dll. Dan juga didampingi Zulkifli Idris (Asst. FBM) yang menampilkan menu minuman khas ParagonBiz, seperti Banten Sunset, Virgin Blood dsb.




  (wh)