Jumat, 10 Juli 2015

Konsumsi Buah Kiwi Menjaga Kebugaran Tubuh saat Berpuasa

Konsumsi Buah Kiwi Menjaga Kebugaran Tubuh saat Berpuasa

KESEHATAN Kesehatan
 

konsumsi-buah-kiwi-menjaga-kebugaran-tubuh-saat-berpuasaBuah Kiwi

Buah kiwi memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, bahkan mencapai 3 kali jeruk. Di bulan puasa dengan waktu makan yang terbatas ini, mengonsumsi kiwi di saat buka puasa dan sahur dapat membantu menjaga kebugaran tubuh, dan memenuhi berbagai nutrisi yang diperlukan untuk beraktifitas sepanjang hari.

Mengapa vitamin C penting bagi kesehatan dan kebugaran? Diterangkan oleh Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, Msc. MS. Sp.GK., dokter spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, itu karena vitamin tersebut termasuk jenis antioksidan kuat yang fungsinya melawan radikal bebas dalam tubuh.

Selain itu, vitamin C juga dapat membantu meningkatkan sistem imun tubuh dan menangkal munculnya berbagai penyakit. Untuk kesehatan kulit, vitamin C dalam buah kiwi juga membentuk lapisan kolagen yang membuat kulit tampak segar.

Menambahkan buah dengan kandungan vitamin C semisal kiwi, sangat dianjurkan bagi anak-anak dan ibu hamil yang sedang berpuasa. Tujuannya tentu untuk kebugaran dan agar mereka tak mudah sakit.

Selain buah kiwi yang banyak diimpor dari Selandia Baru, buah lokal lain yang kaya vitamin C adalah jeruk, melon, apel serta pepaya. Ada pula brokoli yang termasuk dalam sayur super tinggi vitamin.

Nutrisi lain yang terkandung dalam buah kiwi adalah serat, folat, dan potasium yang jumlahnya cukup tinggi. Mengonsumsi 1 saat buka puasa dan 1 saat sahur sudah cukup untuk kebutuhan nutrisi Anda sehari. Anda akan memperoleh sistem pencernaan yang sehat, serta tubuh jauh lebih bugar. (ang)

Tips Agar Tubuh Tidak Melar saat Berpuasa

Tips Agar Tubuh Tidak Melar saat Berpuasa

KESEHATAN Kesehatan
 

tips-agar-tubuh-tidak-melar-saat-berpuasailustrasi

Puasa tentunya dapat membantu melangsingkan tubuh, sebab tubuh membatasi konsumsi makanan yang masuk. Namun pada beberapa orang justru berlaku sebaliknya, puasa malah membuat tubuh mereka melar. Apakah Anda juga mengalami hal yang sama?

Hal itu diakibatkan karena Anda makan dengan porsi yang terlalu banyak di waktu berbuka maupun sahur. Anda juga tidak menjauhkan diri dari makanan goreng-gorengan dan daging merah. Padahal hal itu bisa menjadi 'musuh' utama bagi tubuh Anda.

Berikut ini adalah rekomendasi menu dan aktivitas yang dapat Anda lakukan ketika puasa, seperti dilansir dari Kitchen Platter.

Makanan

Anda disarankan makan gandum, buah, kacang-kacangan, dan makanan lain yang kaya akan serat.
Hindari makan daging dalam jumlah banyak dan makan terlalu terburu-buru.
Minum banyak air.
Pastikan asupan protein ada dalam menu sahur dan berbuka. Misalnya saja telur.
Hindari makan makanan cepat saji.

Olahraga

Jangan mengurangi jumlah aktivitas, tapi kurangilah intensitasnya.
Melakukan meditasi dan yoga dapat membantu proses detoksifikasi pada tubuh.
Jika Anda ingin berolahraga, lakukan hanya 30-40 menit dan sebaiknya dilakukan menjelang berbuka puasa. (ang)

Tips Menjaga Kesegaran Tubuh di Bulan Ramadhan

Tips Menjaga Kesegaran Tubuh di Bulan Ramadhan

KESEHATAN Kesehatan
 

tips-menjaga-kesegaran-tubuh-di-bulan-ramadhanilustrasi

Selama menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, tubuh akan beradaptasi dengan suasana baru. Misalnya harus bangun dini hari untuk sahur, lalu berpuasa hingga saat maghrib tiba. Begitu pula dengan cara dan menu makan tidak bisa sembarangan. Pasalnya, kebiasaan makan yang salah bisa membuat gangguan kesehatan. Misalnya langsung tidur usai sahur atau makan terlalu banyak kala berbuka puasa.

Untuk itu, bulan puasa yang akan hadir sebentar lagi juga menjadi ujian bagi seseorang untuk mampu mengendalikan kesehatan. Sebenarnya puasa sangat bagus bagi tubuh dalam melakukan proses "penyegaran". Ditunjang dengan kebiasaan yang benar akan menjadikan puasa sebagai ibadah, sekaligus masa yang tepat agar tubuh makin prima.

Menjaga kebugaran tubuh selama Ramadhan sangat penting. Beberapa tips yang bisa dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Sahur
Lakukan makan sahur di akhir waktu. Pilih makanan yang memiliki kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Jangan lupakan juga serat dari sayur atau buah-buahan. Nutrisi tetap harus seimbang selama berpuasa. Selain itu, konsumsi air putih sesuai kebutuhan tubuh agar tidak dehidrasi di waktu berpuasa. Hindari langsung tidur usai sahur karena bisa menyebabkan refluks asam.
 
2. Buka puasa
Ketika buka puasa tiba, minum air putih atau air hangat. Makan dahulu kudapan ringan seperti kurma atau camilan sehat lainnya dan tidak perlu buru-buru. Makan besar bisa dilakukan setelah shalat maghrib. Kurangi makanan yang digoreng. Setelah buka puasa juga hindari untuk tidur.
   
3. Jangan lupa beraktivitas fisik
Agar tubuh tetap bugar, Anda tetap perlu menggerakkan badan. Hanya saja perlu diatur waktu dan beban olahraga yang dilakukan. Anda bisa berolahraga menjelang buka puasa atau malam harinya. Hindari olahraga berat dan ganti dengan yang sederhana seperti jalan kaki, senam, atau joging. Sempatkan pula untuk selalu shalat tarawih. Gerakan shalat juga menjadi pilihan untuk aktivitas fisih agar tubuh tetap bugar di bulan Ramadhan. (ang) 

Kamis, 09 Juli 2015

9 Langkah Agar Ginjal Sehat

9 Langkah Agar Ginjal Sehat

KESEHATAN sakit
 

nih-8-langkah-agar-ginjal-sehat

Terdapat delapan langkah yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan ginjal, menurut Guru Besar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar, Sp. PD-KGH.

Ke delapan cara ini yakni:
1. Menjaga badan tetap bugar dan aktif berolah raga, 
2. Menjaga kadar gula darah, 
3. Menjaga tekanan darah tetap stabil, 
4. Mengkonsumsi makanan sehat.

5. Menjaga berat badan tetap ideal, 
6. Mengkonsumsi air yang cukup, 
7. Tidak merokok, 
8. Tidak mengkonsumsi obat anti nyeri dalam jangka panjang,
9. Memeriksa fungsi ginjal secara berkala.

Parlindungan menambahkan, air berperan dalam hal mengurangi kemungkinan timbulnya batu saluran kemih bagi mereka yang berpotensi terkena batu saluran kemih karena faktor keturunan.

Air juga berperan mencegah infeksi saluran kemih. Oleh karena itu, sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan ginjal, masyarakat dihimbau untuk minum air putih yang cukup.

Pada orang yang sehat dan aktif, dengan minum setidaknya 2 liter sehari maka jumlah urin yang dikeluarkan akan bertambah sehingga mengencerkan zat-zat pembentuk batu, demikian Parlindungan Siregar.(an/ly)

Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (12/12)

Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (12/12)

Salmah Muslimah - detikNews

Halaman 12 dari 12
Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (2)Foto: Rachman Haryanto

23. Bolehkah zakat via ATM kepada suatu yayasan zakat? Apakah harus ada serah terima dalam zakat dan juga bersedekah?


Boleh membayar zakat, infak, dan sedekah, dengan cara transfer melalui ATM ke rekening LAZIS, tidak harus datang langsung ke lembaga tersebut.
Dalam pembayaran zakat perlu ada akad penyerahan (ijab qabul) dari pembayar kepada penerima atau lembaga yang mewakilinya.


(Huzaemah Tahido, Dewan Pakar Pusat Studi Alquran.)


24. Mana yang lebih baik, bersedekah melalui suatu lembaga/ amil ataukah langsung ke sasarannya. Bolehkan zakat langsung ke tetangga?


Menyerahkan zakat oleh wajib zakat kepada yang berhak sah-sah saja. Tetapi menyerahkannya kepada lembaga BAZIS (baca: lembaga resmi) lebih baik, karena lebih terjamin pemerataan pembagian zakat itu. Ini karena boleh jadi mustahaq (yang berhak menerima) memeroleh dari berbagai sumber sedang ada selainnya yang tidak memeroleh sama sekali. Demikian, wallahu a'lam.

Menyerahkan zakat oleh wajib zakat kepada yang berhak sah-sah saja. Tetapi menyerahkannya kepada lembaga BAZIS (baca: lembaga resmi) lebih baik, karena lebih terjamin pemerataan pembagian zakat itu. Ini karena boleh jadi mustahaq (yang berhak menerima) memeroleh dari berbagai sumber sedang ada selainnya yang tidak memeroleh sama sekali.

Di sisi lain, memberi kepada amil yang tidak resmi berarti menunjuk wakil Anda untuk memberinya sedang amil zakat yang resmi/ semi resmi berkedudukan mewakili kelompok-kelompok yang berhak menerima. Konsekuensi perbedaan ini menjadikan Anda masih berkewajiban mengeluarkan zakat, jika zakat yang Anda amanatkan ke amil yang mewakili anda itu menghilangkannya, karena zakat belum sampai kepada yang berhak menerima.

Tetapi bila Anda menyerahkan kepada amil resmi/ BAZIS, maka karena dia mewalili yang berhak, Anda tidak perlu mengeluarkan zakat lagi seandainya zakat yang Anda serahkan itu hilang di tangan amil tersebut. Demikian, wallahu a'lam.

(M Quraish Shihab dan Huzaemah Tahido, Dewan Pakar Pusat Studi Alquran.)


25. Benarkah kita tidak boleh berkurban sebelum kita diakikahkan? Bolehkah membiayai untuk aqiqah diri  sendiri saat sudah besar karena orang tua tidak mampu?

Tidak benar. Kita boleh berkurban meskipun kita belum diakikahkan. Mazhab Hambali membolehkan melaksanakan akikah oleh yang bersangkutan sendiri walau setelah dia dewasa karena dalam pandangan ulama-ulamanya tidak ada batas waktu bagi pelaksanaannya.

(Muhammad Arifin, Dewan Pakar Pusat Studi Alquran)


(slm/nwk)

Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (11/12)

Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (11/12)

Salmah Muslimah - detikNews

Halaman 11 dari 12
Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (2)Foto: Rachman Haryanto


21. Bagaimana hukum membayar fidyah bagi orang pikun?


Keadaan pikun dapat dikatakan seperti anak kecil yang belum baligh. Oleh karena itu, orang tersebut tidak wajib berpuasa tetapi wajib membayar fidyah. Jika ia tidak mampu membayar fidyah, maka yang membayarkannya adalah orang yang berkewajiban menanggung hidupnya (ahli waris), terutama anak cucunya. Demikian, wallahu a'lam.

(Faizah Ali Sibromalisi, Dewan Pakar Pusat Studi Alquran)
Ilustrasi pembagian zakat fitrah


22. Membiayai keluarga sendiri, keluarga kakak dan adik yang miskin secara rutin perbulan melebihi 2.5% penghasilan, apakah tetap masih harus mengeluarkan zakat 2,5% terhadap penghasilan?


Apabila ketika membiayai keluarga kakak dan adik Anda yang miskin secara rutin yang totalnya melebihi 2,5% itu niat Anda adalah untuk mengeluarkan zakat, maka pemberian Anda itu sudah dinilai zakat dan kelebihannya dinilai sedekah. Kakak dan adik bukanlah keluarga yang menjadi tanggungan Anda, sehingga boleh menerima zakat selama mereka masuk dalam kategori fakir, miskin, atau salah satu dari delapan kelompok yang berhak menerima zakat. Demikian, wallahu a'lam.

(Huzaemah Tahido, Dewan Pakar Pusat Studi Alquran)

Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (10/12)

Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (10/12)

Salmah Muslimah - detikNews

Halaman 10 dari 12
Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (2)Foto: Rachman Haryanto


19.Bagaimana cara membayar fidyah?

Fidyah adalah memberi makan setiap hari tidak berpuasa kepada seorang miskin seperti makanan sehari-hari yang bersangkutan, atau senilai dengan harga makanan itu. Nilainya tentu berbeda antara seorang dengan yang lain. Bukankah nilai makanan kita berbeda-beda? Fidyah dapat dibayarkan pada bulan Ramadan, dapat pula setelah Ramadan. Demikian, wallahu a'lam.

(M Quraish Shihab, Dewan Pakar Pusat Studi Alquran)

Foto: Ilustrasi


20. Apakah orang yang sakit dan tidak kuat untuk berpuasa, puasanya wajib dibayar setelah Ramadan atau cukup dengan fidyah saja?


Dalam QS al-Baqarah (2): 184, antara lain dinyatakan: "Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin." Inilah dasar hukum yang membolehkan membayar fidyah bagi seseorang yang merasa sangat berat untuk berpuasa. Ini berlaku misalnya bagai orang yang sudah tua. Sahabat Nabi, Ibnu Abbas, memasukkan wanita yang hamil dan/ atau menyusui dalam kandungan makna ayat di atas, sebagaimana diriwayatkan oleh pakar hadis al-Bazzar.

Sedang dalam pandangan mazhab Hanbali wanita yang hamil atau menyusui, maka mereka tidak membayar fidyah, tetapi harus mengganti puasanya pada hari yang lain. Dalam mazhab Ahmad dan Syâfi‘î kalau keduanya tidak berpuasa karena hanya khawatir keadaan janin/bayi yang disusukannya saja, bukan terhadap diri mereka, maka mereka harus membayar fidyah dan dalam saat yang sama mengganti puasanya.

Sedang bila khawatir atas diri mereka saja, atau diri mereka bersama dengan bayi/ janin, maka ketika itu, mereka hanya berkewajiban mengganti puasa, dan tidak membayar fidyah. Ini karena seseorang yang khawatir, walau atas dirinya saja, maka ia telah dibenarkan untuk tidak berpuasa serupa dengan orang sakit. Ini berdasar firman Allah dalam QS al-Baqarah (2): 184; "Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain."

Fidyah yang dibayarkan itu adalah memberi makan seorang miskin, seperti makanan sehari-hari yang bersangkutan, atau senilai dengan harga makanan itu. Nilainya tentu berbeda antara seorang dengan yang lain. Bukankah nilai makanan kita berbeda-beda? Demikian, wallahu a'lam.

(M Quraish Shihab, Dewan Pakar Pusat Studi Alquran)

Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (9/12)

Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (9/12)

Salmah Muslimah - detikNews

Halaman 9 dari 12
Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (2)Foto: Rachman Haryanto

17. Penghasilan telah dipotong oleh pajak yang besarnya sekitar 15%, apakah masih memiliki kewajiban untuk membayar zakat maal? Bagaimana cara menghitungnya?


Pengeluaran untuk pajak disebut pengeluaran primer, satusnya hampir sama dengan utang. Syaikh Mahmud Syaltut, mantan Syaikh Al-Azhar, Mesir, pernah berfatwa terkait kasus Anda ini. Menurutnya, apabila setelah dipotong pajak –-dan pengeluaran-pengeluaran utang lainnya-- sisa uang Anda masih mencapai nisab, yaitu senilai 85 gram emas atau lebih, Anda harus mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Demikian, wallahu a'lam.

(Huzaema Tahido, Dewan Pakar Pusat Studi Alquran)

Foto: Ilustrasi


18. Apabila bersedekah untuk almarhum apakah kita yang menyedekahkan atas nama almarhum juga dapat pahala? Apakah hanya untuk almarhum saja?


Insya Allah kita yang bersedekah atas nama almarhum mendapat pahala, dan almarhum juga mendapat pahala. Allah Swt tidak akan menyia-nyiakan perbuatan baik seseorang, baik laki-laki maupun perempuan. Demikian, wallahu a'lam.

(Muhammad Arifin, Dewan Pakar Pusat Studi Alquran)

Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (8/12)

Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (8/12)

Salmah Muslimah - detikNews

Halaman 8 dari 12
Seputar Zakat, Infak, Sedekah dan Fidyah (2)Foto: Rachman Haryanto

15. Apakah zakat fitrah itu yang berhak fakir,miskin dan amil saja? Apakah bagian yang tidak ada mustahaqnya bisa dibagikan kepada yang sudah ada?

Syaikh Wahbah az-Zuhaili dalam bukunya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh menyebutkan bahwa memang zakat fitrah diutamakan untuk dibagikan kepada fakir dan miskin, meskipun boleh-boleh saja dibagikan kepada kategori penerima yang lain.

(M Quraish Shihab, Dewan Pakar Pusat Studi Alquran)

Foto: Ilustrasi


16. Apakah bagian fakir dan miskin perlu di bedakan?

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ada orang yang beroleh penghasilan, namun tidak cukup memenuhi kebutuhannya. Ketidakcukupan itu boleh jadi melebihi setengah kebutuhannya, dan boleh jadi juga kurang dari setengahnya. Salah satu dari mereka disebut fakir dan yang lainnya disebut miskin.Demikian, wallahu a'lam.

(M Quraish Shihab, Dewan Pakar Pusat Studi Alquran)