Oleh: WISHNU HS
Berbicara hotel maka tidak bisa
dilepaskan dari dunia pariwisata. Dua komponen yang saling terkait dan saling
ketergantungan. Perkembangannya
akan menjadi sangat menentukan apabila keberadaanya memang merupakan suatu potensi
untuk berkembang.
Hotel Indonesia Jakarta |
Ketika seseorang atau rombongan melakukan suatu perjalanan ke satu tempat untuk
berwisata, mereka akan memerlukan tempat untuk beristirahat baik itu sekedar
tempat duduk, tempat makan dan bahkan tempat untuk bermalam. Hal ini tentunya
akan sangat menguntungkan bagi pengelola tempat wisata, dan juga bagi para
penjual makanan, minuman, souvenir dan lain lain.
Sebaliknya bagi
mereka yang berencana menginap di sebuah hotel, mereka akan mencari tempat atau
fasilitas yang menarik untuk bisa dikunjungi, maksudnya adalah tempat wisata,
baik wisata alam, wisata budaya, wisata belanja. Tanpa pendukung seperti itu,
keberadaannya tentu akan menjadi hambar dan tentu akan menjadi susah untuk
berkembang.
Hotel bukan saja
menjadi tempat untuk beristirahat dengan menyediakan kamar saja, namun kini
sudah berkembang pesat dengan memberikan kenyamanan kepada para tamu dengan
menyediakan fasilitas seperti restoran, café, bar, karaoke, swimming pool,
spa/massage, fitness, tennis court dsb. Bahkan sudah banyak yang menyediakan
akses ke bandara, atau yang berada di satu bangunan dengan mall atau plaza,
sehingga lengkaplah kenyamanan para tamu dengan berkunjung ke hotel yang
berkonsep “One Stop Visit”, dimana dengan sekali kunjungan saja, sudah dapat
melakukan berbagai macam aktivitas karena tersedianya fasilitas yang
diperlukan.
BERUSIA 5000 TAHUN
Usaha perhotelan
sudah dilakukan oleh manusia sejak lama, diperkirakan sudah berumur 5000 tahun,
yaitu sejak tahun 3000 sebelum Masehi. Bentuknya masih sangat sederhana sekali,
hanya menyediakan beberapa ruangan yang luas yang dapat ditempati oleh beberapa
orang sekaligus dengan alas tidur yang juga masih sangat sederhana. Tentu ini
akan sangat beralasan, karena saat itu belum ada produsen spring bed yang empuk
seperti yang kita gunakan jaman sekarang…. Hmmm….
Abad pertama
masehi di Pompeii dan Herculaneum banyak didirikan rumah persinggahan sebelum
hancur oleh letusan Gunung Vesuvius. Abad 3 Masehi Kaisar Romawi banyak
mendirikan tempat penginapan juga. Contoh yang ditemukan di kota Pompeii adalah sebuah bangunan hotel seluas 1000 M2 yang kelak diberi nama "Grand Hotel Murecine".
Grand Hotel Murecine Pompeii |
Lalu di abad 10
Masehi, di suatu daerah yang kini berada di negeri Swiss, berdiri sebuah hotel
bernama Le Grand Saint Bernard Hospice. Hotel ini banyak digunakan oleh mereka
yang melakukan perjalanan menuju Roma untuk berziarah. Ruangan kamarnya pun
masih sama dengan ukuran yang luas yang dapat menampung ratusan penginap,
dengan tempat tidur yang tentunya lebih nyaman dibanding apa yang disediakan
pada tahun 3000 SM, jadi bukan lagi hanya berupa alas tidur diatas lantai,
namun sudah berbentuk ranjang.
Abad 14 dan 15 Masehi pun sudah berkembang penginapan berbentuk Inn, seperti di
Eropa, terutama di Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol dan Portugal karena
faktor arus perjalanan bisnis atau para tentara kerajaan dari negara-negara
tersebut.
City Hotel, Manhattan, New York |
Di tahun 1794
berdiri hotel yang dibangun secara khusus di New York, Amerika, bernama City
Hotel, bergaya lebih tertata rapi yang menjadi pelopor hotel modern. Kemudian
di tahun 1829 dibangunlah Tremont House Hotel di Boston, Massachussetts,
Amerika yang dilengkapi dengan ruang lobby, kunci pengaman pada setiap
kamarnya.
Sejak itulah mulai bermunculan hotel-hotel dengan fasilitas yang mewah sehingga
bertarif mahal dan hanya dapat ditempati oleh kalangan hartawan atau pengusaha,
seperti River Street Inn (1817), Black Point Inn (1878), Hotel Jerome (1889),
Jefferson Hotel (1895), The Algonquin Hotel (1902), The Davenport Hotel (1914),
Casa Marina (1924) dan masih banyak lagi lainnya. Nah bagaimana perkembangan
hotel di Indonesia?
INDONESIA SEJAK JAMAN PERTENGAHAN
Perkembangan
hotel di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak jaman pertengahan di saat
bermunculan kerajaan-kerajaan pesisir, seperti Majapahit, Cirebon, Demak,
Banten, Sunda Kelapa. Namun pengelolaannya masih sangat sederhana karena
bentuknya pun masih berupa rumah bilik biasa atau rumah bata dengan konstruksi
sederhana. Setelah Belanda masuk ke Indonesia, perkembangannya semakin modern
dengan corak bangunan yang mengikuti arsitektur Eropa karena dibangun pada
jaman penjajahan Belanda dengan arsiteknya pun berasal dari Eropa.
Grand Hotel Homann Bandung |
Tersebutlah hotel
Savoy Homann Bandung tahun 1888, Preanger tahun 1897. Lalu ada Hotel Mij De
Boer di Medan tahun 1898 yang kini menjadi Dharma Deli. Di Yogya ada Grand
Hotel de Djogja tahun 1908 yang kini menjadi Hotel Garuda. Belum lagi Hotel Des
Indes dan Nederlanden di Batavia, Sarkies dan Oranye di Surabaya, dan masih
banyak lagi. Inilah pelopor hotel di Indonesia. Nah, puncaknya ketika Bung
Karno membangun Hotel Indonesia di Jakarta, hotel modern pertama di Indonesia
tahun 1962 saat menyambut Asian Games yang diadakan di Jakarta.
Hotel di
Indonesia seiring dengan perkembangan pariwisata, terus meningkat baik dari
segi jumlah maupun kualitasnya, termasuk jenis-jenis yang semakin bervariasi,
dari jenis hotel, motel, hostel, inn, apartel, cottage, resort dan masih banyak
lagi.
PROSPEK DI BANTEN
Untuk Banten sendiri memiliki prospek yang sangat baik, hanya tinggal bagaimana
infrastruktur dan sumber daya manusia yang terus ditingkatkan sehingga menjadi
kesatuan pendukung yang kuat di bidang perhotelan.
Selain itu
bagaimana iklim kenyamanan investasi di Banten dapat dijamin secara penuh
sehingga investor merasa tenang dalam menggelontorkan dana untuk mengembangkan
usahanya.
Dapat kita lihat Vietnam, Kamboja telah berkembang menjadi tempat wisata dan investasi perhotelan dan dapat bersaing dengan Negara Asean lainnya, terutama Thailand dan Malaysia. Indonesia pun mampu, Banten pun sanggup.
Dapat kita lihat Vietnam, Kamboja telah berkembang menjadi tempat wisata dan investasi perhotelan dan dapat bersaing dengan Negara Asean lainnya, terutama Thailand dan Malaysia. Indonesia pun mampu, Banten pun sanggup.
Banten memiliki
Tanjung Lesung, Carita dan Anyer sebagai primadona wisata pantai dengan hotel-hotel resort, kini
saatnya Banten mengembangkan hotel-hotel bisnis atau MICE hotel di Serang dan Cilegon
serta Tangerang. Perkembangan bisnis hotel di Banten tercatat sangat tinggi dengan masuknya investasi yang menjanjikan dari nama-nama yang sudah terkenal, seperti Archipelago Hotels dengan Aston dan Favehotels. Lalu Accor yang muncul dengan Novotel, Mercure dan Ibis. Belum lagi Santika Group dengan Santika dan Amaris-nya. Tercatat hingga akhir 2015, hotel berbintang di Banten sudah berada di angka 100 properti.
Iconic Tower |
Untuk kawasan bisnis saja, Banten sangat siap menghadapi persaingan global masa kini. Kawasan Tangerang tengah bersiap-siap memiliki kompleks berwawasan alami yang sangat luas di Karawaci bernama Millennium Village dan salah satunya membangun gedung bernama Iconic Tower setinggi 300 meter atau hampir 3 kali tinggi Monas. Selain itu akan dibangun pula hotel-hotel internasional berbintang lima.
Suatu saat kita akan melihat kota-kota ini berkembang tidak
hanya karena memiliki hotel bisnis, namun bisa menjelma menjadi hotel resort di
tengah kota, karena banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan di sekitar
kota. *** (Wishnu HS / 2015)