Situs Gunung Padang yang terletak di
Gunung Padang setiap hari kini didatangi oleh ratusan orang wisatawan.
Situs megalitikum ini sungguh impresif. Penulis yang melakukan
penelitian menemukan kenyataan yang sungguh mencengangkan. Situs ini
ternyata merupakan tempat pemujaan yang direncanakan secara matang dan
dibangun dengan presisi tinggi. Laporan tentang ekspedisi Gunung Padang
akan ditulis dalam beberapa tulisan.
Pertama, Situs Gunung Padang dibangun di
sebuah bukit bertinggi sekitar 150 meter dari lembah sekelilingnya.
Gunung Padang - tepatnya sebuah bukit yang juga dulu dikenal sebagai
Gunung Panghegar - terletak hampir di tengah-tengah perbukitan. Gunung
Padang dikelilingi oleh ngarai dan lembah yang di bawahnya terdapat
aliran sungai, lima sungai kecil yang terbentuk akibat erosi dan
pergeseran tanah dan mata air.
Fakta menunjukkan bahwa sungai-sungai
tersebut bukanlah sungai-sungai purba, setua situs megalitikum Gunung
Panghegar (nama lain Gunung Padang). Batu-batuan di sekitar sungai dan
patahan di dinding di pinggiran sungai tak menunjukkan fungsi sungai
yang terkait erat dengan bangunan suci situs Gunung Panghegar.
Sungai-sungai itu hanya kebetulan terbentuk oleh perubahan bentangan
alam dan mata air.
Buktinya, di bawah kaki Gunung Padang
yang sebenarnya terletak di punggung bukit, terdapat sumur tua yang
sengaja dibangun sebagai tempat untuk (1) air minum suci, (2) air
pencuci suci untuk penyembahan, (3) air suci ritual di gunung oleh
‘tetua’ atau pandita dan pemimpin ritual. Jadi fungsi sungai bukanlah
sebagai tempat menyucikan diri bagi pengunjung sebelum masuk ke tempat
pemujaan Gunung Padang (Panghegar) - selain sungai-sungai itu terbentuk
belakangan, juga letak sungai jauh dari letak atau posisi sentrifugal
situs pemujaan Gunung Panghegar.
Kedua, sekitar 400 meter dari Gunung
Panghegar (Padang), terdapat satu situs tumpukan batuan yang sayangnya
tinggal tersisa beberapa bongkahan batu yang sama dengan situs Gunung
Panghegar. Situs itu kini telah ditimbun dan bahkan di atasnya telah
berdiri rumah dan tambak. Situs ini sebenarnya memiliki arti penting
karena tampaknya sebagai tempat untuk memantau dan menjaga situs.
Diyakini situs Gunung Padang (Panghegar) dijaga dari arah perbukitan di
sisi tenggara.
Terkait dengan posisi magis dan bangunan
pemujaan prasejarah yang spektakuler ini, banyak orang telah terobsesi
kebablasan membuat laporan yang aneh dan menggelikan terkait dengan
situs pemujaan prasejarah Gunung Padang (Panghegar) ini.
Berbagai pihak menyampaikan adanya hal
luar biasa di Gunung Padang - yang dulunya bernama Gunung Panghegar
aslinya. Berita terkait penemuan alat canggih di dalam perut Bumi Gunung
Padang (Panghegar) adalah omong kosong belaka.
Laporan terkait penelitian yang
dilakukan baru-baru ini dan telah disampaikan kepada Presiden SBY, Pemda
Cianjur, dan Pemprov Jawa Barat - sampai Wakil Gubernur Deddy Mizwar
terbirit-birit datang ke Gunung Padang (Panghegar) untuk melihat secara
langsung. Hasilnya? Benarkah alat canggih itu ada dan apakah ada
kaitannya dengan Atlantis?
Penulis melakukan penelitian dan
pengamatan secara fisik dibantu oleh beberapa mahasiswa dan ahli.
Hasilnya? Tak ada apa-apa di bawah dan dalam bukit itu selain tumpukan
batu prasejarah yang luar biasa indah. Bagaimana dengan kaitan alat
canggih di dalam bukit itu? Tunggu penemuan yang menggemparkan … (To be
continued)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar